Kamis, 27 Oktober 2011

Kacong Jebbing Bangkalan

 Pasangan Kacong Jebbing Bangkalan
        
        Malam grand final pemilihan Kacong Jebbing Bangkalan tahun 2011 yang digelar pada sabtu malam kemarin (22/10) di GOR Sultan Abdul Kadirun, terbilang sangat istimewa bila dibandingkan penyelenggaraan tahun - tahun yang lalu. Selain dihadiri langsung oleh Bupati Bangkalan, R.KH. Fuad Amin Spd, acara yang bertujuan untuk memilih calon duta wisata Kabupaten Bangkalan ini juga menghadirkan pasangan artis populer, Anang dan Ashanti. Pemilihan Kacong Jebbing Bangkalan ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan penting yang diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Jadi Bangkalan yang ke 480. 

        Selain pemilihan duta wisata Kacong Jebbing, kegiatan lain yang diselenggarakan oleh Pemkab Bangkalan dalam rangka Ulang Tahun Bangkalan adalah Pekan Raya Bangkalan (PRB), digelar mulai tanggal 24-29 Oktober 2011. Seperti tahun-tahun sebelumnya, acara pameran yang ditempatkan di alun-alun selatan Bangkalan ini bertujuan  memvisualisasikan kemajuan pembangunan yang dicapai di berbagai bidang pembangunan selama ini, khususnya selama dua periode perjalanan kepemimpinan Bupati Bangkalan, R.KH. Fuad Amin Spd.,  

 
                                    Bupati Bangkalan didampingi Kepala BKP3 di stand pameran 
                                    BKP3 Bangkalan, setelah acara pembukaan pameran (24/10)

        Dalam Pekan Raya Bangkalan yang diikuti oleh seluruh instansi di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bangkalan dan dunia usaha swasta tersebut, diperlihatkan kemajuan yang dicapai perekonomian daerah, khususnya di sektor perekonomian rakyat yang berbasis Usaha Kecil Menengah dan Mikro maupun kelompok tani dengan memamerkan berbagai produk unggulan daerah mulai dari hasil kerajinan tangan maupun batik tulis yang berasal dari para pengrajin batik Tanjung Bumi sampai pada produk pangan olahan  dari kelompok tani. diantaranya ikan kering tawar dari ikan bulu ayam ataupun dari ikan layur, abon ikan tuna, kripik nangka, maupun kurma salak dan dodol salak.

                                   Abon ikan tuna, ikan kering tawar ikan bulu ayam dan ikan layur

 Kurma salak dan Dodol salak Martajasah

 Petis ikan pindang, petis ru juruk dan terasi udang

Jumat, 16 September 2011

Produk Unggulan Olahan Pangan Bangkalan

       Salah satu masterplan pengembangan kawasan Kabupaten Bangkalan yang saat ini sedang direview dan disusun kembali adalah pengembangan kawasan Agropolitan di tiga wilayah, meliputi Kecamatan Socah, Kecamatan Burneh dan Kecamatan Bangkalan (Soburbang). Review ini dilakukan berkait erat dengan telah berakhirnya masa lima tahun Dokumen Rencana Induk Kawasan Agropolitan Kabupaten Bangkalan (2006-2011).  Konsep pengembangan wilayah yang berbasis pada ekspo hasil pertanian dan penguatan  konsep pengembangan kawasan wisata ini masih banyak memerlukan support dari Pemda maupun dunia swasta, dunia usaha serta masyarakat luas. Selama ini pengembangan agropolitan di kawasan segi tiga emas tersebut terkesan berjalan sangat lamban, kendala adalah terutama dalam hal penyediaan lahan dalam pembangunan sentra - sentra penjualan produk unggulan hasil pertanian, lambatnya program akselerasi pemberdayaan para petani maupun minimnya inovasi tekonologi pengolahan hasil pertanian.

      Kalau diidentifikasi lebih jauh, sebenarnya terdapat banyak potensi daerah yang bisa diangkat ke permukaan untuk mendukung percepatan kawasan agropolitan. Dengan adanya kegiatan seleksi inovasi teknologi yang dilakukan Pemkab Bangkalan, yang dilakukan dalam rangka keikurtsertaan dalam seleksi inovasi teknologi tingkat propvinsi Jawa Timur, diketahui terdapat beberapa produk olahan pangan yang berasal dari kelompok tani binaan Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Bangkalan, ternyata memiliki daya saing yang tinggi. Salah satu produk olahan pangan yang berasal dari kelompok tani desa Kramat, kecamatan Bangkalan adalah aneka produk hasil olahan buah salak. dalam bentuk kemasan makanan dan minuman ringan. Diantara produk hasil olahan buah salak ini adalak 'salak kurma' dan minuman segar dari kulit salak.

                                                                   Salak Kurma Bangkalan


                                                              Dudul Salak Kramat, Bangkalan

                                                       Aneka minuman segar dari buah salak

        Produk yang berbahan baku buah salak ini merupakan produk pangan pangan olahan yang sangat baru, hasil kerja kelompok tani ‘Ambudi Makmur II’  desa Kramat, Bangkalan. Awalnya, kelompok tani yang dipelopori ibu Saniyah ini melihat buah salak hasil kebunnya, tidak seluruhnya bisa laku dijual ke konsumen. Kenyataannya yang dihadapi adalah disamping ada salak yang bisa disantap langsung, salak yang kemudian disebut sebagai salak kualitas super, terdapat pula banyak salak yang kurang dan tidak disukai orang karena rasanya ‘sepet’ dan tidak manis, karenanya, salak ini tidak memiliki nilai jual. Memperhatian keadaan ini. tentu sangat memprihatinkan. bu Saniyah kemudian mencoba untuk mengolahnya dan mengkoversi jenis salak kw2 dan kw3 ini agar menjadi sesuatu yang berbeda dari aslinya, tujuannya adalah untuk mendongkrak nilai konsumsi dan nilai jual salak ini, setara salak super. Kini, produk olahan salak buah tangan bu Saniyah mulai dikenal dan dilirik konsumen tidak saja dari dalam daerah, akan tetapi juga dari luar daerah dan dijual di beberapa sentra oleh oleh di Bangkalan.

        Selain olahan pangan dari buah salak, banyak aneka macam produk olahan pangan lain yang kini diproduksi secara home industry oleh perorangan maupun oleh kelompok tani (poktan) dan Usaha Kecil Menengah (UKM) yang tersebar di Kabupaten Bangkalan. Meskipun kapasitas produksinya masih sangat terbatas dan diolah secara konvensional, namun aneka produk olahan pangan ini mulai  dilepas di pasar. Mutu dan kemasanpun tidak kalah dengan produk olahan pangan modern yang bermerk. Produk olahan pangan Bangkalan memiliki spesifikasi khusus, yakni berbasis pada sumber daya alam lokal, hasil pertanian maupun hasil perkebunan. Seiring dengan makin meningkatnya pelaksanaan program penganekaragaman pangan pada lahan pekarangan pada tingkat rumah tangga, telah mendorong pula motivasi mayarakat-petani untuk mengembangkan diversifikasi olahan pangan. Keadaan ini tentu juga dapat mendorong bagi tumbuh kembangnya usaha kecil di mayarakat.

' Noga ' dari  Tanah Merah


 Cookies dari  Burneh


 ' Petolah Goreng ' dari  Kwanyar


Rempeyek kulit dan Bola- Bola Blinjo dari Burneh


 ' Karang Mas' dari  Kamal


Aneka kripik dan kacang atom dari  Kokop


Kacang mente dari  Kokop

 Ting ting Karak dari Sepulu

 


 

Rabu, 15 Juni 2011

Hari Lingkungan Hidup dan Refleksi Pelestarian Hutan Pesisir Bangkalan

                                  Salah satu kawasan hutan manggrove di pesisir pantai
                                    utara Bangkalan

     Hari Lingkungan Hidup se-dunia yang jatuh pada tanggal 5 Juni 2011, kemarin, tampaknya memberikan arti tersendiri bagi Kabupaten Bangkalan, sebagai salah satu wilayah kepulauan  Madura yang memiliki keadaan alam yang kompleks terdiri dari daratan dan perairan. Berangkat dari Tema HLH 2011 yang ditetapkan oleh UNEP adalah  "Forest : Nature At Your Service" dan tema untuk Indonesia adalah " Hutan Penyangga Kehidupan ", mendesak kita untuk segera mengevaluasi dan mengkalkulasi kembali seberapa jauh konsistensi yang bisa diwujudkan dalam menganut model pembangunan yang berbasis lingkungan.
        
       Terlepas dari berbagai adanya rencana akselerasi pembangunan dan pengembangan wilayah di beberapa kawasan pesisir Bangkalan, yang berdampak pada alih fungsi kawasan. Beberapa upaya penting telah dilakukan Pemkab Bangkalan melalui program pelestarian kawasan hutan yang telah dilakukan pada kurun waktu lima belas tahun terakhir ini. Diantara kegiatan yang terus dilakukan sampai saat ini adalah pengembangan hutan bakau disepanjang kawasan pesisir utara maupun pesisir selatan Bangkalan. Beberapa jenis tanaman bakau yang cocok ditanam di dua kawasan ini disamping jenis manggrove, api-api dan tinjang juga cocok pula untuk jenis pohon nipah (arosbaya). Hutan - hutan bakau sepanjang pesisir Bangkalan ini, beberapa tahun ini telah berhasil mengurangi tingkat abrasi air laut disamping telah menjadi habitat beberapa jenis unggas dan kaya dengan aneka ragam hayati binatang laut.
       
                                             Penanaman Mangrove di pantai Tengket, Arosbaya

        Terdapat pula beberapa lokasi kawasan pesisir yang sampai saat ini belum dapat dihutankan lantaran tingginya tingkat abrasi air laut seperti pesisir desa sukolilo timur, batah barat maupun pesisir desa pangpajung. Namun demikian, untuk mendukung program penghijauan wisata pantai selatan ini beberapa upaya terus tetap dilakukan, diantaranya dengan membangun ' break water '.

 
                                                               Hutan jati di kawasan Geger


        Salah satu kawasan hutan di Bangkalan yang masih tetap terpelihara baik adalah hutan jati yang berada di desa Geger, Kec.Geger yang merupakan dataran tertinggi di kawasan Bangkalan. Kawasan yang masuk kategori hutan konservasi ini terintegrasi dengan makam 'potre koneng' yang legendaris. Kawasan hutan ini merupakan salah satu objek wana wisata dan wisata religi, karenanya wilayah ini termasuk kawasan cagar alam sekaligus cagar budaya. Selain hutan yang dikelola oleh negara tersebut, terdapat pula kawasan hutan jati yang cukup luas dan lokasinya tidak jauh dari hutan di Geger, yaitu hutan rakyat di desa Togubang. Karena dinilai sangat potensial, kawasan ini kedepan direncanakan selain objek wana wisata juga akan dikembangkan menjadi kawasan dan arena olahraga para layang karena ketinggiannya yang sangat ideal dan berpanorama indah.


                                Tangga menuju Hutan Geger dan Makam Potre Koneng

Senin, 13 Juni 2011

Kapolda Cup : Event Bull Race Bangkalan


Setelah sukses menggelar acara gelar kerapan sapi seri ekshibisi, pada jum'at (27/5) lalu, kini Pemda Bangkaan tengah sibuk mempersiapkan acara yang sama.  Acara atraksi yang sarat dengan nilai budaya madura ini, rencananya akan dihelat di alun alun Bangkalan, pada hari minggu depan (19/6).  Kerapan sapi yang bertajuk  'Bull Race Event', kali ini bukan lagi merupakan ekshibisi, melainkan seri kejuaraan memperebutkan piala 'Kapolda Cup' Jawa TimurBertempat di alun alun Bangkalan, acara ini akan diikuti oleh peserta pasangan sapi dari berbagai daerah Jawa Timur, khususnya peserta pasangan sapi yang berasal dari 4 (empat) kabupaten di wilayah madura. Perlu diketahui, event yang bertujuan untuk melestarikan warisan nilai budaya daerah ini, tidak hanya dilakukan secara temporer seperti kali ini, melainkan telah menjadi kalender tetap tahunan, yang merupakan event kerapan sapi se madura dalam rangka memperebutkan Piala Bergilir Presiden RI.  Acara yang biasanya di selenggarakan pada setiap bulan oktober tersebut dilaksanakan secara berjenjang mulai jenjang di masing - masing 4 (empat) kabupaten : Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep. Finalis masing - masing daerah ini maju dalam sesi grand final, memperebutkan kejuaraan umum.

Jumat, 10 Juni 2011

Drainase di kota Bangkalan

Bersama dengan sekuat tenaga. berupaya mencegah terjadinya banjir di kota Bangkalan melalui pembangunan sistem drainase perkotaan dengan berbasis partisipasi.

Sabtu, 21 Mei 2011

Wisata Religi di Bangkalan

Mesjid di Kawasan Makam Mbah Cholil

Bangkalan - Makam Mbah Cholil, yang berada di Bangkalan - Jawa Timur, merupakan salah satu kawasan penting di pulau madura yang banyak dikunjungi para peziarah, selain Makam Air Mata Ebuh (Arosbaya, Bangkalan), Pesarean Batu Ampar (Omben, Sampang) dan Asta Tegggih (Sumenep). Kompleks makam ulama besar ini pada beberapa tahun terakhir telah mendapatkan perhatian yang cukup besar dari Pemerintah Daerah Bangkalan, terutama sejak daerah ini dipimpin oleh Bupati R.KH. Fuad Amin Imron SPd. yang merupakan cucu Mbah Cholil.
       Salah satu sudut penting yang mendapatkan sokongan anggaran pembangunan dari Pemda Bangkalan adalah mesjid yang terletak di kawasan kompleks makam. Tempat ibadah ini, selain mengalami peremajaan yang dilengkapi fasilitas untuk memenuhi kebutuhan jama'ah yang mau shalat, wajahnya mesjid semakin dipercantik dengan berbagai ornamen dan kaligrafi yang menarik.

Sabtu, 14 Mei 2011

Melestarikan Bangunan Cagar Budaya di Bangkalan

                                                Benteng peninggalan kolonial Belanda

      Terdapat sejumlah bangunan tua yang merupakan peninggalan masa kolonial, adalah objek yang masih menarik untuk dikunjungi oleh siapapun. Diantara bangunan bersejarah yang terdapat di Kabupaten Bangkalan selain Mercusuar di desa Sembilangan, adalah bekas benteng pertahanan Belanda. 
       Terletak di tengah kota Bangkalan, tepatnya di kawasan  Sumur  Kembang,  Kelurahan  Pejagan. Dikenal dengan nama " ERFPRINS", diambil dari nama kecil Raja Williem III, sebelum dilantik menjadi Raja Belanda (1817 1890). Bangunan ini dikelililingi tembok setinggi 4,5 meter dengan ketebalan tembok 0,5 meter. Di dalam areal bangunan itu terdapat beberapa gedung dengan luas 980 m2. Total seluruh bangunan peninggalan belanda tersebut 7.249 m2. Karena memiliki nilai historis yang tinggi dalam catatan sejarah perjalanan bangsa Indonesia, maka Pemerintah melalui Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Trowulan (BP3 Trowulan,Jawa Timur), sejak tanggal 12 Desember 2003 menetapkan Benteng "ERFPRINS" sebagai salah satu Cagar Budaya di Kabupaten Bangkalan. 
      Berdasarkan catatan sejarah yang ada, Benteng "ERFPRINS" selain berfungsi sebagai benteng pertahanan Belanda, juga difungsikan sebagai Kantor Residen Madura Barat pada masa Panembahan Sedo Mukti pada periode pemerintahan tahun 1745-1770 dan digunakan juga sebagai Markas Brimob pada tahun 1960-an.
      Benteng "ERFPRINS" merupakan bukti sejarah keberadaan Kerajaan Madura Barat, hal ini tertulis jelas di manuskrip GEDENK BOEK  (Buku Kenang-kenangan) yang telah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dari bahasa Belanda oleh R.A.A. Cakraningrat Bupati ke III Bangkalan.     

      Namun sayang, tampaknya tidak  setinggi nilai sejarahnya pada jama dulu. Karena tidak terawat secara baik, kini bangunan yang merupakan cagar budaya ini hanya tinggal menjadi bangunan lapuk dan bahkan nampak mengurangi keindahan kota. 
        Perlu ada perhatian khusus dari Pemerintah Daerah agar bangunan yang bernilai sejarah ini dapat dipelihara dan dirawat, sebagaimana upaya yang dilakukan oleh daerah lain di tanah air atas peninggalan sejarahnya. Maka upaya untuk melestarikan peninggalan jaman penjajahan ini sudah waktunya untuk segera dilakukan.
       Banyak manfaat yang bisa diperoleh dengan mempertahankan kelestarian bangunan tua ini, selain untuk tujuan melestarikan nilai-nilai sejarah perjuangan rakyat bangkalan dalam mengusir penjajah (Belanda), juga untuk meningkatkan arus kunjungan wisatawan dalam dan luar daerah yang berdampak pada peningkatan perekonomian dan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Untuk tujuan ini, maka perlu secara resmi menetapkan bangunan benteng ini sebagai salah satu objek wisata di Bangkalan, sebagaimana halnya bangunan mercu suar di Sembilangan yang mana sampai saat ini masih terawat baik dan banyak dikunjungi orang.