Produk Unggulan Olahan Pangan Bangkalan
Salah satu masterplan pengembangan kawasan Kabupaten Bangkalan yang saat ini sedang direview dan disusun kembali adalah pengembangan kawasan Agropolitan di tiga wilayah, meliputi Kecamatan Socah, Kecamatan Burneh dan Kecamatan Bangkalan (Soburbang). Review ini dilakukan berkait erat dengan telah berakhirnya masa lima tahun Dokumen Rencana Induk Kawasan Agropolitan Kabupaten Bangkalan (2006-2011). Konsep pengembangan wilayah yang berbasis pada ekspo hasil pertanian dan penguatan konsep pengembangan kawasan wisata ini masih banyak memerlukan support dari Pemda maupun dunia swasta, dunia usaha serta masyarakat luas. Selama ini pengembangan agropolitan di kawasan segi tiga emas tersebut terkesan berjalan sangat lamban, kendala adalah terutama dalam hal penyediaan lahan dalam pembangunan sentra - sentra penjualan produk unggulan hasil pertanian, lambatnya program akselerasi pemberdayaan para petani maupun minimnya inovasi tekonologi pengolahan hasil pertanian.
Kalau diidentifikasi lebih jauh, sebenarnya terdapat banyak potensi daerah yang bisa diangkat ke permukaan untuk mendukung percepatan kawasan agropolitan. Dengan adanya kegiatan seleksi inovasi teknologi yang dilakukan Pemkab Bangkalan, yang dilakukan dalam rangka keikurtsertaan dalam seleksi inovasi teknologi tingkat propvinsi Jawa Timur, diketahui terdapat beberapa produk olahan pangan yang berasal dari kelompok tani binaan Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Bangkalan, ternyata memiliki daya saing yang tinggi. Salah satu produk olahan pangan yang berasal dari kelompok tani desa Kramat, kecamatan Bangkalan adalah aneka produk hasil olahan buah salak. dalam bentuk kemasan makanan dan minuman ringan. Diantara produk hasil olahan buah salak ini adalak 'salak kurma' dan minuman segar dari kulit salak.
Salak Kurma Bangkalan
Dudul Salak Kramat, Bangkalan
Aneka minuman segar dari buah salak
Produk yang
berbahan baku buah salak ini merupakan produk pangan pangan olahan yang sangat
baru, hasil kerja kelompok tani ‘Ambudi Makmur II’ desa Kramat, Bangkalan.
Awalnya, kelompok tani yang dipelopori ibu Saniyah ini melihat buah
salak hasil kebunnya, tidak seluruhnya bisa laku dijual ke konsumen.
Kenyataannya yang dihadapi adalah disamping ada salak yang bisa disantap
langsung, salak yang kemudian disebut sebagai salak kualitas super,
terdapat pula banyak salak yang kurang dan tidak disukai orang karena
rasanya ‘sepet’ dan tidak manis, karenanya, salak ini tidak memiliki
nilai jual. Memperhatian keadaan ini. tentu sangat memprihatinkan. bu
Saniyah kemudian mencoba untuk mengolahnya dan mengkoversi jenis salak
kw2 dan kw3 ini agar menjadi sesuatu yang berbeda dari aslinya,
tujuannya adalah untuk mendongkrak nilai konsumsi dan nilai jual salak
ini, setara salak super. Kini, produk olahan salak buah tangan bu
Saniyah mulai dikenal dan dilirik konsumen tidak saja dari dalam daerah,
akan tetapi juga dari luar daerah dan dijual di beberapa sentra oleh
oleh di Bangkalan.
Selain olahan pangan dari buah salak, banyak aneka macam produk olahan pangan lain yang kini diproduksi secara home industry oleh perorangan maupun oleh kelompok tani (poktan) dan Usaha Kecil Menengah (UKM) yang tersebar di Kabupaten Bangkalan. Meskipun kapasitas produksinya masih sangat terbatas dan diolah secara konvensional, namun aneka produk olahan pangan ini mulai dilepas di pasar. Mutu dan kemasanpun tidak kalah dengan produk olahan pangan modern yang bermerk. Produk olahan pangan Bangkalan memiliki spesifikasi khusus, yakni berbasis pada sumber daya alam lokal, hasil pertanian maupun hasil perkebunan. Seiring dengan makin meningkatnya pelaksanaan program penganekaragaman pangan pada lahan pekarangan pada tingkat rumah tangga, telah mendorong pula motivasi mayarakat-petani untuk mengembangkan diversifikasi olahan pangan. Keadaan ini tentu juga dapat mendorong bagi tumbuh kembangnya usaha kecil di mayarakat.
Selain olahan pangan dari buah salak, banyak aneka macam produk olahan pangan lain yang kini diproduksi secara home industry oleh perorangan maupun oleh kelompok tani (poktan) dan Usaha Kecil Menengah (UKM) yang tersebar di Kabupaten Bangkalan. Meskipun kapasitas produksinya masih sangat terbatas dan diolah secara konvensional, namun aneka produk olahan pangan ini mulai dilepas di pasar. Mutu dan kemasanpun tidak kalah dengan produk olahan pangan modern yang bermerk. Produk olahan pangan Bangkalan memiliki spesifikasi khusus, yakni berbasis pada sumber daya alam lokal, hasil pertanian maupun hasil perkebunan. Seiring dengan makin meningkatnya pelaksanaan program penganekaragaman pangan pada lahan pekarangan pada tingkat rumah tangga, telah mendorong pula motivasi mayarakat-petani untuk mengembangkan diversifikasi olahan pangan. Keadaan ini tentu juga dapat mendorong bagi tumbuh kembangnya usaha kecil di mayarakat.
' Noga ' dari Tanah Merah
Cookies dari Burneh
' Petolah Goreng ' dari Kwanyar
Rempeyek kulit dan Bola- Bola Blinjo dari Burneh
' Karang Mas' dari Kamal
Aneka kripik dan kacang atom dari Kokop
Kacang mente dari Kokop
Ting ting Karak dari Sepulu